Translate

Rabu, 19 November 2014

selimut ini serasa tak ingin lepas dari tubuh ini, dingin begitu merasuk ke tulang
teringat malam tadi aku berangkat kuliah dengan hujan dan harus membonceng sahabatku yang agak big :D
harus mencari alamat Rumah Blogger Indonesia di daerah jajar laweyan , muter-muter ke segala arah bersama teman-teman.. yahh teman-teman se kampusku dengan bermacam-macam kegilaan mereka masing-masing..
setiap terdapat gang, kami memasukinya, namun tembusnya ya teteppp aja disitu..
setelah muter-muter sekitar 1jam.. baru kami menemukan alamat itu.
kami mengikuti setiap acara dengan mata yang udah tinggal 5watt aja nih,
pengen sih.. ninggal ini mata dirumah trus dipuk-puk sama pacar :D
tapi apa daya, diri tak mampuu :'(
udah malem sampe jam 10an, cewek pulang sendirian, untung gak ada mbak kunti yang minta bonceng atau mas pocong yang tiba-tiba loncat dihadapanku..
setiba dirumah langsung cussss kamar tidur dan terlelap tidur bersama sahabat-sahabatku, gak tau gimana ceritanya, badan ini rasanya sakit semua, apa ketimpa gajah tidur semalem????
itu adalah misteri.............. :D

Selasa, 18 November 2014

sahabat



Sahabat
Sahabatt.. jika ku rindu kamuu bolehkah aku menemui dan memelukmu dengan erat tanpa melepaskanmu lagii..
sahabatt.. jika itu bisa ku lakukan itu semua akan ku jalani jika aku dapat bertemu denganmu lagi

sahabatt.. tahu kah engkau betapa aku sangatt merindukanmu
mungkin hanya dengan melihat bayangmu saja itu dapat mengurangi rinduku padamu..
tahu kah engkau kenangan-kenangan yang kau sisakan untukku tak dapat ku hapuss dari memori hidupku..
membuatku semakin sakitt menahan rasa rinduku ingin bertemu denganmu yang mungkin keinginan itu tak akan pernah tercapai..
Hampa sekali hidup ini tanpa canda tawamu..
saahabbatt... disini aku hanya bisa mengirimkan do’a padamu dan berharap kau bisa tenang disana dan selalu tersenyum padaku diatas sana..

Jumat, 14 November 2014

garis hidup yang telah ditentukan



“GARIS HIDUP YANG TELAH DI TENTUKAN”

Hidup di dunia hanyalah sementara tak akan ada yang bisa kapan kita akan meninggalkan dunia ini seperti halnya hari ini...
teman kita telah berpulang kepada-NYA ..banyak do’a dan air mata yang mengiringi, sebenarnya dalam hati sangat merasa kehilangan dan tak bisa ikhlas menerima semua kenyataan tetapi apa daya kita tak dapat mengubah takdir yang telah di gariskan oleh yang kuasa..

kehidupan di dunia banyak sekali cobaan dan rintangan yang harus kita hadapi bukan untuk kita keluhkan sebenarnya , tetapi untuk kita hadapi dan jalani ..
bukan alllah tak sayang kita melainkan kebalikannya allah sangat menyayangi kita bila kita di uji dengan ujian yang sangat berat karena allah ingin mengetahui seberapa dekat kah kita dengan NYA


kejadian hari ini tak akan bisa lagi melihat kecerianmu,lesung pipimu,dan kecantikanmu, yang kulihat hanyalah kamu yang berada di antara kain putih yang menyelimutimu..


ohh.. kawan betapa kita akan merasa sangat rindu kepadamu dengan kenangan-kenangan yang telah engkau goreskan di dalam hati kawan-kawanmu ini..
tapi kita tau disana engkau tak ingin melihat air mata menetes lagi untuk kepergianmu karena engkau telah berada di alam yang berbeda dan aku yakin kamu pasti bahagia disana karena banyak orang yang menyayangimu dan mendo’akanmu


GOOD  JOB kawan karena telah memberikan yang terbaik untuk orang2 yang deket denganmu

I’LL miss u 
:)

Ringkasan Teori Komunikasi organisasi bab 1-6 dari R. Wayne Pace & Don F. Faules editor oleh Deddy Mulyana, M.A., Ph.D



TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI


BAB I       
Komunikasi Organisasi
            Sebuah buku mengenai komunikasi orgnanisasi harus mempertimbangkan setidaknya dua konsep dasar organisasi dan komunikasi. Seperti yang akan anda lihat, studi komunikasi organisasi adlah studi mengenai cara orang memandang objek-objek, juga studi mengenai objek-obje itu sendiri. Dalam masyarakat kita, kita menghargai “organisasi yang baik”. Orang senang berorganisasi. Misalnya, organisasi sangat penting dalam dunia olahraga. Media tampak senang ketika mereka dapat menunjukkan sebuah “tim tanpa nama” yang mengalahkan lawan-lawannya karena “permainan tim yang terorganisasi”.  Konsep “pengorganisasian” dan konsep “orgnanisasi begitu lazim dalam kehidupan sehari-hari, tidak mengherankan bila orang mengabaikan kepelikannya.  
1)    Pandangan-Pandangan Alternatif
Realitas Sosial     
         
Perhatian Utama kita dalam bagian ini adalah konsep realitas social dan bagaimana kita memahami dunia social kita.       Kami yakin bahwa orang mengalami keberadaan objek-objek yang bersifat fisik, namun kami juga yakin bahwa orang-orang menciptakan pengalaman yang kita miliki bersama orang-orang lain dan objek-objek. Suatu objek social adalah sekedar objek yang mempunyai makna bagi suatu konektivitas atau menuntut tindakan oleh manusia. Dalam pengertian ini, perilaku dan objek adalah konstruksi social, karena bergantung pada manusia untuk membuat perilaku dan objek itu signifikan.   
            Dalam buku ini istilah :objektif” merujuk kepada pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku, dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia “nyata”. Hal-hal itu eksis terlepas dan independen dari pengamat (perceiver)-nya. Istilah “subjektif” meunjukan bahwa realitas itu sendiri adalah suatu konstruksi social. Sementara itu subjektivitas menunjukan bahwa pengetahuan tidak mempunyai sifat yang objektif dan tidak mempunyai sifat yang “tidak aktif dan selektif” dari proses ini. Seorang objektivis yang eksterm memandang dunia social dengan cara yang sama ketika kita memikirkan dunia fisik dan alam, sebagai sesuatu yang konkret dan terpisah dari orang-orang yang memandang dan menyentuh dunia.   
            Orang yang mendekati realitas social secara objektif melihat realitas tersebut sebagai sesuatu yang konkret atau fisik dengan sesuatu struktur yang harus dan dapat ditemukan. Seorang subjektivis memandang realitas sebagai suatu proses kreatif. Yang memungkinkan orang-orang menciptakan apa yang ada di luar sana. Berdasarkan pandangan seorang subjektivis, orang-orang menciptakan suatu keteraturan alih-alih menemukan keteraturan objek-objek, dunia, dan semua hal yang ada di dalamnya.
Organisasi/Pengorganisasian
          Cara kita menyusun atau mengatur orang, objek, dan gagasan di pengaruhi oleh cara pandang kita, apakah kita mulai dari pandangan objektif atau pandangan subjektif. Pendekatan objektif menyarankan bahwa sebuah organisasi adalah sesuatu yang bersifat fisik dan konkret, dan merupakan sebuah struktur dengan batasan-batasan yang pasti. Oragnisasi diciptakan dan dipupuk mealu kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan orang-orang antara yang satu dengan yang lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk organisasi tersebut.         
            Berdasrkan pandang objektif, organisasi berarti struktur berdasarkan pandangan subjektif, organisasi berarti proses. “organisasi” (organizing) dianggap sebagai kata kerja (weick, 1979). Suatu alat deskriptif yang primer adalah metafora(kiasan). Metafora memberikan perumpamaan untuk mengkaji suatu persoalan. Metafora memiliki pengaruh yang membatasi dan memudahkan atau proses berpikir teoritis. Metafora digunakan luas dalam studi dan praktik komunikasi organisasi. Metafora memabntu menjelaskan konsep-konsep yang rumit, namun setiap metafora menjelaskan dengan suatu cara tertentu. Metafora menyederahanakan masalah dengan memungkinkan kita untuk melihat suatu organisasi yang mempunyai bagian-bagian interdependen dan dapat saling dipertukarkan yang bekerja selaras. Untuk saat ini, perlu di ingat bahwa pemahaaman seseorang mengenai organisasi bergantung pada asumsi-asumsi orang itu mengenai realitas.
Sifat Manusia
            Pendekatan objektif sangat menekankan lingkungan sebagai suatu factor penentu dalam menjelaskan perilaku manusia. Manusia dibentuk oleh lingkungan, dan keberhasilan, serta kelangsungan hidup mereka bergantung pada seberapa baik mereka beradaptasi dengan realitas nyata. Karena lingkungan dan organisasi mempunyai struktur, kelangsungan hidup suatu organisasi bergnatung pada kemampuannya untuk beradaptasi dan bertransaksi dengan lingkungan.
Tindakan Manusia
            Berdasarkan pandangan kaum objektivis, tindakan itu bertujuan, intensional, goal oriented, dan rasional. Bagi kaum subjektivis, tindakan muncul dari proses social dalam interaksi manusia. Fokusnya adlaah perilaku yang berkembang (emergent) yang bergantung pada konstruksi social yang terjadi selama proses interaksi. Kedua pandanga diatas sama-sama “berorientasikan manusia”, namun memandang manusia dengan cara berbeda.  Istilah pandangan dunia (worl view) merujuk pada asumsi-asumsi seseorang mengenai realitas dan sifat manusia. Pertanyaan yang paling proaktif adalah, “apakah pengaruh pandangan dunia dan pandangan dunia mana yang harus diikuti?”.
Pengaruh Pandangan Dunia Atas Definisi Dan Analisis
            Pandangan dunia seseorang mempunyai pengaruh atas bagaimana seseorang mendefinisikan konsep organisasi. Seorang objektivis, melihat sebuah organisasi sebagai struktur yang nyata. Organisasi adalah sebuah wadah yang menampung orang-orang dan objek-objek, orang-orang dalam organisasi yang berusaha mencapai tujuan bersama. Kaum objektivis mencari “bentuk terbaik” organisasi, berdasarkan kondisi lingkungan. Organisasi dianggap sebgai pemroses informasi besar dengan input, throughtput, dan output.      
            Kaum subjektivis mendefinisikan organisasi sebagai perilaku pengorganisasian (organizing behavior). Studi bjektif berfokus pada penemuan hubungan-hubungan kausal (sebab dan akibat). Bila hubungan kausal ini terbuka, dianggap bahwa keteraturan hingga keteraturan itu dikonstruksi oleh anggota-anggota organisasi.
Peranan Lingkungan
            Pendekatan objektif menegaskan bahwa lingkungan merupakan kekuatan pendorong di belakang perilaku organisasi. Organisasi di kondisikan oleh lingkungan, dan kelangsungan hidup organisasi bergantung pada kemampuannya menafsirkan lingkungan yang nyata dan beradaptasi dengannya. Teori determinisme lingkungan mempunyai pengaruh besar atas studi perilaku organisasi (Lawrence & Lorsch, 1969; Burns & Stalker, 1961). Suatu bagian penting perilaku organisasi adalah bagaimana para peserta menciptakan lingkungan dan bagaimana penciptaan tersebut mepengaruhi perilau mereka (           Weick, 1979)
Kesederhanaan dan Kerumitan
          Pendekatan objektif cenderung mereduksi organisasi menjadi bagian-bagian yang berinteraksi yang merespon dan beradaptasi dengan lingkungannya, yang mengissyaratkan lebih banyak stabilitas dan rutinitas daripada yang seharusnya. Kaum objektivis, begitu kata mereka, cenderung mereduksi perilaku manusia menjadi sederhana dan mendasar. Kaum objektivis mengawali dengan suatu “Dunia” nyata yang diasumsikan rumit dan berusaha mereduksinya menjadi bagian-bagian yang dibuat dapat dipahami melalui penelaah hubungan kasual. Kaum subjektivis tertarik pada gagsan yang rumit mengenai “pembentukan dunia” dan pengaruh yang ditimbulkan proses tersebut atas organisasi (Smircich, 1985). Bagi kaum subjektivis, organisasi yang dibuat dapat dipahami dengan menemukan bagaimana kehidipan organisasi diciptakan para anggotanya.


BAB II
Sifat Komunikasi Organisasi
            Memperbaiki komunikasi organisasi berarti memperbaiki organisasi. Pandangan tersebut menyarankan hal-hal berikut:
1.      Terdapat unsur-unsur universal yang membentuk suatu oragnisasi ideal.
2.      Unsure-unsur universal ini ditemukan dan digunakan untuk mengubah suatu organisasi
3.      Unsur-unsur ini dan cara unsur-unsur ini digunakan menyebabkan atau setidaknya memproduksi hasil
4.      Organisasi yang berfungsi baik mengandung campuran yang pas dan menggunakan unsure-unsur ini.
5.      Unsur-unsur ini berkaitan dengan hasil organisasi yang diharapkan
6.      Komunikasi adalah suatu dara unsur-unsur organisasi.
            Suatu organisasi dapat juga didekati sebagai suatu objek studi. Sebagian orang menganggap organisasi suatu subjek yang menyenangkan dan menarik. Organisasi juga dikaji karena dianggap menindas. Seorang humanis radikal mungkin tertarik pada bagaimana manusia menciptakan penjara mereka sendiri dalam organisasi. Komunikasi organisasi lebih daripada sekedar apa yang dilakukan orang-orang. Komunikasi orgaisasi adalah suatu disiplin studi yang dapat mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat.
Definisi Komunikasi
            Dance dan Larson (1976) telah mengumpulkan 126 definisi komunikasi yang berlainan, namun tidaklah praktis ataupun kemungkinan membahas semua definisi tersebut. Pertanyaan yang akan kita bahas saat ini menyangkut bagaimana kita harus membedakan komunikasi dari bentuk lain perilaku dalam suatu organisasi. Bila kita melihat apa yang terjadi ketika seseorang terlibat dalam komunikasi, kita menemukan bahwa terdapat dua bentuk umum tindakan yang terjadi:
1. Penciptaan pesan atau, lebih tepatnya penciptaan pertunjukan (display) dan       
2. Penafsiran pesan atau penafsiran pertunjukan.
Pertunjukan Pesan
            Menunjukan ( to display) berarti bahwa anda membawa sesuatu untuk diperhatikan seseorang atau orang lain. Random house dictionary of the English language(1987) menyatakan “to display” secara harfiah berarti “menyebarkan sesuatu sehingga sesuatu tersebut dapat terihat secara lengkap dan menyenangkan”. Ketika anda menciptakan suatu pertunjukan pesan, anda terlibat dalam suatu aspek komunikasi mengundang perhatian atas sesuatu. Ada suatu aksioma komunikasi yang berbunyi “seorang tidak dapat tidak berkomunikasi ( a person cannot not communication)” (smith & Williamson, 1977, hlm. 61).
Penafsiran Pesan
            Menurut Random House Dictionary, menafsirkan (to interpret) berarti menguraikan atau memahami sesuatu dengan suatu cara tertentu. Komunikasi dapat dibedakan dengan semua perilaku manusia dan organisasi lainnya karena ia melibatkan proses mental memahami orang, objek, dan peristiwa, yang kita sebut pertunjukan pesan.apa yang ada dalam pikiran anda tidaklah menjadi soal bagaimana orang lain menafsirkan apa yang anda lakukan atau katakana adalah apa yang mempengaruhi perasaan dan tindakannya.
Informasi Sebagai Pertunjukan-Pesan
            Para penulis lazim mendefinisikan komuniksi sebagai pemindahan (transfer) (luthans, 1973) atau pertukaran (exchange) (katz & kahn, 1966) informasi. Informasi adalah suatu istilah untuk merujuk kepada apa yang kita sebut pertunjukan-pesan dan sering digunakan untuk merujuk kepada nilai keuntungan dan kerugian, evaluasi kinerja, dan pendapat pribadi yang dinyatakan dalam surat dan memo, laporan teknis, dan data.
Kesalahkaprahan Mengenai Pemindahan Makna
Realitas komunikasi menyarankan bahwa orang menafsirkan pertunjukan dan menciptakan makna. Makna tidak terkandung dalam pertunjukan atau peristiwa atau kata (lee & lee,1957). Namun sebagaimana yang dinyatakan suatu prinsip komunikasi: “makna ada pada orang-orang, bukan pada kata-kata”. Ketika mereka menganggap bahwa makna terdapat dalam pertunjukan, mereka melestarikan salah satu kesalahkaprahan besar dalam komunikasi.
            Kesalahkaprahan-kesalahkaprahan utama dalam berkomunikasi adalah asumsi-asumsi bahwa (1) makna terdapat dalam informasi atau pesan, dan (2) makna dapat dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. agar suatu pertunjukan pesan atau informasi bermakna, seseorang harus menafsirkannya sebagai menggambarkan sesuatu yang lainny-yakni pertunjukan tersebut mempunyai fungsi simbolik. Kontak yang dijalin orang-orang antara yang satu dengan yang lainnya dan penafsiran yang mereka berikan kepada perilaku, objek, dan peristiwa, baik yang ada ataupun yang tidak ada dalam lingkungan terdekat, merupakan inti dari sistem komunikasi organisasi.
Unit Komunikasi
            Suatu sistem didefinisikan oleh pool (1973) sebagai “setiap entitas berkelanjutan yang mampu berada dalam dua keadaan atau lebih” (hlm.3). dalam suatu sistem komunikasi, keadaan itu adalah hubungan antara orang-orang. Dalam suatu sistem komunikasi organisasi keadaan tersebut adalah hubungan orang-orang dalam jabatan-jabatan (posisi-posisi). Unit mendasar komunikasi organisasi adalah seseorang dalam suatu jabatan.
Definisi Fungsional Komunikasi Organisasi
            Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu orgaisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Omunikasi organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan.
Definisi Interpretif Komunikasi Organisasi
            Definisi tradisional (fungsional dan objektif) komunikasi organisasi cenderung menekankan kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam satu “batas organisasi” (organizational boundary). Komunikasi organisasi adalah “perilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam prose situ bertransaksi dan member makna atas apa yang sedang terjadi. Lebih jelasnya, komunikasi organisasi adalah proses pencipta makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi.
Peringatan Seorang Subjektivis
            Sifat terpenting komuikasi organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran, dan penanganan kegiatan anggota organisasi. Fungsi-fungsi komunikasi lebih khusus meliputi pesan-pesan mengenai pekerjaan, pemeliharaan, motivasi, integrasi, dan inovasi (Farace, Monge, & Russel,1977, hlm. 56-57). Komunikasi mendukung struktur organisasi dan adaptasinya dengan lingkungan. (Smircich,1985, hlm. 67), maka komunikasi adalah penting bagi eksistensi organisasi dan berperan lebih banyak daripada sekedar melaksanakan rencana-rencana organisasi. Dalam beberapa rencana, komunikasi diterorisasikan untuk member pandangan atas perilaku organisasi yang penting (misalnya adaptasi).

BAB III
Teori Struktural Klasik

Organisasi Sosial
            Istilah organisasi social merujuk kepada pola-pola interaksi social (frekuensi dan lamanya kontak antara orang-orang kecenderungan mengawali kontak arah pengaruh antara orang-orang derajat kerjasama,perasaan, tertarik, hormat, dan permusuhan dan perbedaan status). Dan regulitas yang teramati dan perilaku social orang-orang yang disebabkan oleh situasi social mereka alih-alih oleh karakteristik fisiologis atau psikologis mereka sebagai individu. Jaringan hubungan dan kepercayaan bersama suatu kelompok biasanya disebut strukturnya dan budayanya. Hubungan-hubungan berfungsi mengorganisasikan perilaku manusi dalam suatu organisasi.          
            Berlo (1960) menyarankan bahwa komuikasi berhubungan dengan organisasi social melalui tiga cara :      
pertama, sistem social dihasilkan lewat komunikasi. 
kedua, bila suatu sistem social telah berkembang, ia menentukan komunikasi anggota-anggotanya. Sistem social mempengaruhi bagaimana, ke, dan dari siapa, dan dengan engaruh bagaiamana komunikasi terjadi di antara anggota-anggota sistem.          
ketiga, pengetahuan mengenai suatu sistem social dapat membantu kita membuat prediksi yang akurat mengenai orang-orang tanpa mengetahui lebih banyak daripada peranan-peranan yang mereka duduki dalam sistem. Suatu peranan merujuk kepada seperangkat perilaku dan suatu jabatan tertentu dalam suatu sistem social.          
Organisasi Formal
            Berbeda dengan organisasi social yang muncul manakala orang-orang berasosiasi antara yang satu dengan yang lainny, terdapat organissi-organisasi yang didirikan dengan sengaja untuk tujuan tujuan tertentu. Bisnis misalnya, dibentuk untuk menghasilkan barang-barang yang dpaat dijual, serikat kerja (union) diorganisasikan untuk memperkuat kekuasaan mereka dalam tawar menawar (bargaining power) dengan para majikan, badan-badan pemerintah, dibentuk untuk mengatur keuangan. Istilah organisasi formal digunakan untuk menanamkan jenis-jenis sistem tersebut.          
            Kita akan membahas cirri-ciri khas organisasi formal yang secara popular disebut birokrasi untuk memahami cirri-ciri penting sistem yang formal. Untuk memperoleh suatu prespektif yang mengenai analisis Max Weber mengenai birokrasi atau organisasi formal, kita perlu menyadari bahwa ia mengembangkan teori tentang organisasi sebagai suatu tipe ideal.
Karakteristik Birokrasi Weberian
          Organisasi-organisasi modern, juga sebagaian organisasi kuno, di organisasikan berdasarkan teori weber mengenai organisasi formal. Meskipun demikian, teori weber telah dikritik dan diperbaiki, yang menghasilkan konsep lebih canggih tentang fungsi organisasi. Apakah cirri-ciri suatu organisasi terbirokratiskan yang ideal? Analisis atas karya weber memberikan sepuluh cirri berikut:
1. Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara jabatan-jabatan.
2. Tujuan atau rencana organisasi terbagi ke dalam tugas-tugas, tugas-tugas organisasi disalurkan diantara berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi.       
3.kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan. Yakni, satu-satunya saat bahwa sesorang diberi kewenangan untuk melakukan tugas-tugas jabatan adalah ketika ia secara sah menduduki jabatannya.       
4. Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis.
5. Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi jabatan dalam organisasi.           
6. Prosedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal. Yakni, peraturan-peraturan oraganisasi beralku bagi setiap orang.   
7. Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi.
8. Anggota oragnisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dengan kehidupan organisasi.
9. Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi lainnya.          
10. Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis, kenaikan jabatan berdasarkan senioritas dan  prestasi kerja.
Komunikasi Jabatan Dan Hubungan Informal
            Ciri-ciri suatu organisasi formal  berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut komunikasi jabatan (posisitional communication) (redfield,1953). Hubungan dibentuk antara jabatan-jabatan, bukan atara orang-orang. Keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan. Hubungan anatra jabatan A dan jabatan B tidak terpisahkan dari jabatan Andrew dan jabatan Zebe.
            Meskipun analisis Weber tentang teori organisasi dapat menguraikan banyak organisasi yang beroprasi dewasa ini, sejumlah pemikiran dan teori lain memberikan sumbangan untuk memahami cara kerja organisasi dan khususnya komunikasi organisasi. Terkadang para penulis membuat sedikit perbedaan antara teori pengelolaan (managing) dan teori pengorganisasian (organizing) karena kedua teori itu sering sangat mirip, tetapi terkadang berbeda.
Manajemen Ilmiah Taylor
            Teori Weber mengenai birokrasi berfokus terutama pada pengorganisasian, teori itu dianggap sebagai pernyataan terpenting tentang organisasi formal, namun mungkin juga benar bahwa semua teori organisasi pada dasarnya adalah teori pengelolaan. Pendekatan Taylor terhadap manajemen dilakukan sekitar empat unsure kunci : pembagian kerja, proses skalar dan fungsional, struktur, dan rentang kekuasaan. Menggunakan analisis Sofer(1972), kita akan membahas keempat pokok tersebut secara ringkas.
Pembagian Kerja
            Pembagian kerja menyangkut bagaiman tugas, kewajiban dan pekerjaan organisasi di distribusikan. Dalam pengertian birokratik, kewajiban perusahaan secara sistematis dibebankan kepada jabatan-jabatan dalam suatu tatanan spesialisasi yang menurun. Taylor menyatakan bahwa pekerja harus dibebaskan dari tugas perencanaan dan kegiatan tata usaha. Parkison(1957) merumuskan sejumlah prinsip yang membantu menjelaskan bagaimana orang-orang dalam organisasi memanipulasi unsure ini. Parkison menelaah Angkatan Laut Inggris dan menyimpulkan bahwa “pekerjaan bertambah untuk mengisi waktu yang tersedia bagi penyelesaiannya”. Ia menyebut pernytaan itu hokum parkison (parkison’s law).
Proses Skalar dan Fungsional
            Proses skalar dan fungsional berkaitan dengan pertumbuhan vertical dan horizontal organisasi. Proses skalar menunjukan rantai perintah atau dimensi vertical organisasi. Pembagian kerja dalam tugas-tugas yang lebih khusus dan pembentukan kembali bagian-bagian lebih khusus menjadi unit-unit yang sesuai adalah hal-hal yang berkaitan dengan proses-proses fungsional dan ekspansi horizontal organisasi.
Struktur
            Struktur berkaitan dengan hubungan-hubungan logis antara berbagai fungsi dalam organisasi. Teori-teori klasik berfokus pada dua struktur dasar yang disebut Lini dan Staf. Lini, nilai dasar yang membedakan lini dan staf terletak pada wilayah pembuatan kepustusan. Istilah Lini berarti bahwa kewenangan terakhir terletak pada jabatan-jabatan dalam struktur itu.
            Staf tenaga staf secara tradisional memberi nasihat dan jasa untuk membantu lini. Lini mempunyai otoritas komando. Staf memberikan nasihat dan melakukan persuasi dalam bentuk usulan-usulan, namun tidak mempunyai kewenangan untuk memberikan perintah kepada manajer lini untuk mengikuti usulan-usulan tersebut. Bila usulan sesorang ahli dari staf diterima oleh atasan lininya, ususlan itu disebarkan atas kewenangan manajer lini, bukan atas kewenangan spesialis staf.     
            Terdapat berbagai bentuk struktur organisasi, namun pada dasarnya terbagi dua : struktur tinggi atau vertical dan struktur datar atau horizontal. Tingginya atau datarnya suatu organisasi ditentukan oleh perbedaan dalam jumlah tingkatan kewenangan dan variasi dalam rentang pengawasan (spam of control) pada setiap tingkat.        
Rentang Pengawasan
  Rentang pengawasan (spam of control) menunjukan bahwa jumlah bawahan yang berada di bawah pengawasan seorang atasan. Meskipun sering dinyatakan bahwa jumlah bawahan yang dapat diawasi oleh seorang manajer adalah lima atau enam orang, dalam praktik rentang pengawasan tersebut bervariasi. Contohnya dalam suatu perusahaan dagang eceran yang memiliki empat tingkat kewenangan antara presiden perusahaan dan penyelia lini pertama, seorang manajer membawahi 20 atau 30 penyelia.    


BAB IV
Teori Transisional      

Teori Perilaku
Teori Kewenangan-Kewenangan Chester Bernard
            Sejak Bernard (1938) mempublikasikan The Function Of the Executive-nya, pikiran-pikiran baru muncul. Ia menyatakan bahwa organisasi adalah sistem orang, bukan struktur yang direkayasa secara mekanis. Suatu struktur yang mekanis yang jelas dan baik tidaklah cukup. Bernard menyatakan bahwa eksistensi suatu organisasi (sebagai suatu sistem kerjasama) bergantung kepada kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan kemauan untuk bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama pula.  
Bernard juga menyatakan bahwa kewenangan merupakan suatu fungsi kemauan untuk bekerja sama. Ia menyebutka empat syarata yang harus dipenuhi sebelum seseorang menerima suatu pesan bersifat otoritatif:    
1. Orang tersebut memahami pesan yang dimaksud. 
2. Orang tersebut percaya bahwa pesan tersebut tidak bertentangan dengan tujuan organisasi.
3. Orang tersebutr percaya, pada saat ia memutuskan untuk bekerja sama, bahwa pesan yang dimaksud sesuai dengan minatnya.       
4. Orang tersebut memiliki kemampuan fisik dan mental untuk melaksanakan pesan.         
   Suatu contoh penolakan komunikasi kewenangan total terjadi pada masa perang Rusia-Jepang (1904-1905). Kapal laut Rusia Potemkin, menurut suatu laporan sedang melakukan manuverdi Laut HItam. Sakit hati para pelaut terhadap para atasannya mereka yang tadinya biasa saja menjadi berlipat ganda dengan adanya kebijakan disiplin yang keras. Barnard menyamakan kewenangan dengan komunikasi yang efektif. Penolakan suatu komunikasi sama dengan penolakan kewenangan komunikator.keputusan untuk tidak menerima kewenangan dan pesan seorang atasan karena tak menghasilkan keuntungan yang memadai, dapat menghasilkan kerugian seperti penghukuman, kerugian uang, atau pertentangan social. Terlepas dari kaitan yang erat antara kewenangan dan komunikasi, Barnard menganggap teknik-teknik komunikasi (tertulis dan lisan) penting untuk mencapai tujuan organisasi tetapi juga menganggap teknik-teknik tersebut sebagai sumber masalah organisasi.      
Teori Hubungan Manusiawi Elton Mayo  
            Setahun setelah publikasi Barnard, Roethlisberger dan Dickson (1939) menerbitkan laporan mereka yang padat mengenai penelitian berskala besar yang membahas produktifitas dan hubungan-hubungan social di kompleks Hawthrone yang dimiliki Western Electric Company. Lalu, apa penemuan yang telah menimbulkan reaksi-reaksi berlainan dan terutama pujian atas karya Mayo itu? Hasil terpenting terjadi selama eksperimen penerangan lampu. Melalui suatu periode waktu penerangan di ruangan eksperimen ditambah tinggi intensitas yang menyilaukan dan kemudian dikurangi hingga tingkat dimana cahaya tidak ada.         
            Hasil eksperimen penerangan cahaya membangkitkan minat para peneliti, juga minat terhadap manajemen. Maka, dari tahun 1927 hingga 1929, sebuah tim peneliti terkemuka mengukur pengaruh dari berbagai kondisi kerja terhadap produktivitas pegawai. Dua kesimpulan yang berkembang dari studi Hawthrone tersebut sering disebut efek Hawthrone (the Howthrone effect); (1)perhatian tehadap orang-orang boleh jadi mengubah sikap dan perilaku mereka. (2) moral dan produktivitas dapat meningkat apabila para pegawai mempunyai kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain.    
            Mayo, kemudian (1945) menulis suatu ulasan mengenai minat para spesialis komunikasi terhadap analisis organisasi:       saya percaya bahwa studi social harus dimulai dengan pengamatan yang teliti menegenai apa yang disebut komunikasi. Yakni, kemampuan seorang individu untuk menyatakan perasaan dan gagasannya kepada orang lain, kemudian kelompok untuk berkomunikasi secara efektif dan intim dengan kelompok lainnya. Itulah, tak diragukan lagi, kerusakan utama yang dialami peradaban manusia dewasa ini (hlm.21).
Teori Fusi Bakke dan Argyris
            Bakke (1950) menyarankan suatu proses fusi. Ia berpendapat bahwa organisasi, hingga suatu tahap tertentu, mempengaruhi individu, sementara pada saat yang sama individu pun mempengaruhi organisasi. Hasilnya adalah suatu organisasi yang dipersonalisasikan oleh setiap individu pegawai dan individu-individu yang disosialisasikan oleh organisasi. Agrys (1957) seorang rekan Bakke di Universitas Yale, memperluas dan menyempurnakan karya Bakke. Ia berpendapat bahwa ada suatu ketidaksesuaian yang mendasar antara kebutuhan pegawai yang matang dengan persyaratan formal organisasi. Organisasi mempunyai tujuan yang berlawanan dengan tujuan pegawai perseorangan. 
Teori Peneliti Lankert   
            Rensis Linkert dari Universitas Michigan berjasa mengembangkan suatu model terkenal dengan sebutan model peniti penyambung (the linking pin model) yang menggambarkan struktur organisasi. Organisasi dengan struktur peniti penyambung menggalakkan orientasi ke atas daripada orientasi ke bawah; komunikasi, pengaruh pengawasan, dan pencapain tujuan diarahkan ke atas dalam organisasi.      
Teori Sistem        
            Scott (1961) menyatakan bahwa “satu-satunya cara yang bermakna untuk mempelajari organisasi adalah sebagai suatu sistem’ (hlm. 15). Ia mengemukakan bahwa bagian-bagian penting organisasi sebagai sistem adalah individu dan kepribadian setiap orang dalam organisasi; struktur formal, yang kita bahas di muka pola interaksi yang informal, pola status dan peranan yang menimbulkan pengharapan-pengharapan dan lingkungan fisik pekerjaan.
            Konsep sistem berfokus pada pengaturan bagian-bagian, hubungan antara bagian-bagian, dan dinamika hubungan tersebut yang menumbuhkan kesatuan atau keseluruhan. Bahkan pada tingkat paling umum konsep sistem memungkinkan orang untuk memahami organisasi sebagai suatu keseluruhan yang lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya karena dinamikanya. Pemahaman atas konsep interdependensi ini merupakan bagian yang integral dari pendefinisian sistem dan teori sistem.    
1. Nonsumativitas. Nonsumativitas menunjukan bahwa suatu sistem tidak sekedar jumlah bagian-bagiannya.
2. Unsur-unsur Struktur, fungsi, dan evolusi. Struktur merujuk kepada hubungan antar komponen suatu sistem. Hubungan atasan-bawahan, misalnya dapat dibedakan berdasarkan status, suatu unsure struktur. Struktur mencerminkan keteraturan.    
3. Keterbukaan. Organisasi adalah sistem social. Batas-batasnya dapat ditembus, yang memungkinkan organissi berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga meperoleh energy dan informasi.
4. Hierarki. Suatu sistem mungkin merupakan suatu suprasistem bagi sistem-sistem lainnya di dalamnya, juga merupakan suatu subsistem bagi suatu sistem yang lebih besar.        
            Bila suatu sistem social berhaenti berfungsi, ia tidak lagi mempunyai struktur yang dapat diidentifikasikan. Seabnya adalah karena sistem social merupakan struktur peristiwa alih-alih merupakan bagian-bagian fisik, dan tidak mempunyai struktur yang terpisah dari kegiatannya. Suatu sistem social, secara keseluruhan, terdiri atas manusia-manusia. Ia tidak sempurna, namun kesinambungan hubungan manusianya begitu baik. Katz dan Kahn menerangkan bahwa kebanyakan interaksi kita dengan orang merupakan tindakan komunikatif (verbal dan non verbal, berbicara dan diam). Mereka menyatakan bahwa adalah mungkin untuk menggolongkan bentuk-bentuk interaksi social seperti “penggunaan pengaruh, kerja sama, penularan social, atau peniruan, dan kepemimpinan” ke dalam konsep komunikasi (hlm. 224).
            Secara ringkas, Scott (1961) mengatakan bahwa “organisasi terdiri dari bagian-bagian yang berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya, menerima pesan-pesan dari dunia luar, dan menyimpan informasi. Fungsi komunikasi bagian-bagian ini sekaligus merupakan konfigurasi yang menggambarkan sistem secara keseluruhan (hlm.18).
Ad-hokrasi dan Teori Buck Rogers
            Organisasi formal disinggung dalam analisis ini. Toffler menulis satu bab penuh untuk membahas “organisasi: Ad-hokrasi yang akan dating”. Toffler melukiskannya sbb “Apa yang kita lihat disini tidak kurang dari penciptaan suatu bagian yang dapat dibuang..” (hlm. 133). Menurut Bennis (1966), struktur social birokrasi baru akan bersifat temporer. Organisasi akan terdiri dari satuan-satuan tugas (task forces) yang diciptakan guna mengatsi suatu problem.
            Toffler meringkas cirri-ciri birokrasi baru yang disebut ad-hokrasi (ad-hocrasy), sebagai bergerak cepat, kaya dengan informasi, sangat aktif, selalu berubah terisi dengan unit-unt bersifat sementara dan individu-individu yang selalu bergerak. Para ad-hokrat menggunakan keahlian dan bakat mereka untuk memecahkan masalah dalam kelompok dan lingkungan temporer dalam organisasi, sejauh masalahnya menarik minat mereka.  
            Toffler member peringatan yang mungkin akan membawa kita kepada bab buku ini. Ia melihat bahwa “ad-hokrasi meambah adaptabilitas organisasi, tetapi ia menekankan adaptabilitas manusia’ (hlm. 150). Oragnisasi merupakan proyek merupakan padanan terdekat yang saat ini kita miliki untuk ad-hokrasi. Bahkan dewas ini kepustakaan teori organisasi penuh dengan uraian-uraian seperti; pola-pola matriks, organisasi proyek intermiks, organisasi proyek agregat, organisasi proyek individu dan staf, dan  organisasi bentuk bebas. Teori Buck Rogers yang lazim dan kontemporer mengenai organisasi adlah matriks. Organisasi ini adalah suatu organisasi proyek yang berlapiskan organisasi fungsional yang lebih tradisional. Banyak orang berkesimpulan sesuai dengan spekulasi Toffler, bahwa organisasi matriks memperkecil loyalitas dan identifikasi kepada organisasi.          
            Naisbitt dan Aburdene (1985) berpendapat bahwa korporasi harus ditemukan kembali untuk memenuhi tuntutan masyarakat informasi baru, mereka menunjukkan bahwa pperusahaan-perusahaan seperti Scandinavian airlines system, W.L.Gore & Associates, Inc, dan New Hope Communication secara radikal telah melakukan restrukturisasi atas bagan-bagan mereka. Pancanowsky menyarankan bahwa Gore, Inc, mengembangkan suatu “budaya pemberdayaan” (Empowering culture) lewat enam aturan berikut:
1. Distribusikan kekuasaan dan peluang secara luas. 
2. Pelihara suatu sistem komunikasi yang penuh, terbuka, dan terdesentralisasikan.
3. Gunakan metedo pemecahan masalah integrative.
4. Praktikan tantangan dalam suatu lingkungan yang berlandaskan kepercayaan.    
5. Berikan ganjaran kepada dan hargailah orang-orang untuk mendorong etika kinerja yang tinggi dan tanggung jawab diri.      
6. Bersikaplah bijaksana dengan hidup melalui dan belajar dari ambiguitas organisasi, inkonsistensi, kontradiksi, dan paradoks.        
BAB V
TEORI MUTAKHIR

Menuju Subjektivisme
            Kami tidak berpendapat bahwa teori yang lebih subjektiv adalah teori yang “benar”, namun kini berbagai posisi pada kontinum menjadi lebih diperhatikan. Sejumlah teoritis berpendapat bahwa hal ini bukan sekedar sedikit modifikasi dari teori-teori terdahulu, melainkan suatu revolusi paradigm (pandangan dunia) (Lincoln, 1985). Sebagai awal dari analisi terperinci mengenai kedua pandangan utama tersebut, kita akan menyipulkan secara singkat dimensi-dimensi pandangan dunia yang sesuai, sehingga anda dapat melihat bagaimana penerapannya pada teori organisasi. Seperti apakah organisasi tersebut dipandnag dari perspektif?
1. Organisasi dipandang lebih rumit, dan usaha-usaha untuk mereduksi organisasi menjadi unsure-unsur dan proses-proses yang sederhana dipertanyakan.           
2. Gagasan mengenai suatu keteraturan hokum alamiah dan hokum social diganti dengan gagasan-gagasan mengenai banyak perangkat keteraturan dan interaksi di antara keteraturan-keteraturan tersebut.      
3. Organisasi dipandang kurang menyerupai istilah mesin dan lebih mirip metafora holografuntuk menemukan dinamika organisasi yang rumit.        
4. Organisasi dan keadaan masa depannya dipandang lebih sulit diperkirakan dan dikendalikan dibandingkan dengan yang dinyatakan model-model teoritis terdahulu.
5. Perilaku organissasi lebih cocok digambarkan dengan model sebab akibat yang rumit (complex casual model) daripada model yang menekankan hubungan sebab akibat yang sederhana.
6. Para pemerhati organisasi menunjukan peningkatan minat dalam memikirkan berbagai cara memandang perilaku organisasi, dan penjelasan tentang hokum dan contoh menjadi dasar bagi mereka yang memntingkan interprestasi dan kasus.
Teori Weick Mengenai Pengorganisasian
            Penelitian Karl Weick provokatif dan besar pengaruhnya. Bebrapa inti penelitian Karl Weick amat menarik perhatian Lundberg (1982). Tujuan kita adalah menggambarkan aspek-aspek subjektif teori tersebut dan membahas beberapa implikasinya bagi komunikasi organisasi.
Konsep Organisasi
            Weick (1979) menyatakan bahwa “kata organisasi adalah kata benda, kata ini juga merupakan suatu mitos. Bila anda mencari organisasi, anda tidak akan menemukannya. Yang akan anda temukan adalah sejumlah peristiwa yang terjalin bersama-sama, yang berlangsung dalam kawasan nyata; urutan-urutan peristiwa tersebut, jalur-jalurnya, dan pengaturan temponya, merupakan bentuk-bentuk yang seringkali kita nyatakan secara tidak tepat bila kita membicarakan organisasi” (hlm. 88).
Ciri-Ciri Penting Pengorganisasian
            Peranan orang-orang dan perilaku mereka dikemukakan dalam pembahasan teori perilaku dan teori sistem. Meskipun demikian, pendekatan-pendekatan tersebut mengamati bagaimana orang-orang dan perilaku mereka dalam menangani organisasi. Rumusan Weick menyatakan bahwa struktur ditandai oleh perilaku pengorganisasian. Umat manusia menghadapi lingkungan yang rumit dan seringkali tidak menentu, yang menurut Weick dijadikan alasan untuk pengorganisasian. Menurut konsep Weick, suatu sistem jelas bersifat manusiawi. Manusia tidak hanya menjalankan organisasi, manusia merupakan organisasi tersebut.     
            Apakah yang termasuk dalam pengorganisasian? Weick (1979) mendefinisikan pegorganisasian “sebagai suatu gramatika yang disahkan secara mufakat untuk mengurangi ketidakjelasan dengan menggunakan perilaku-perilaku bijaksana yang saling bertautan” (hlm.3). fase perilaku bijaksana yang saling bertautan dalam definisi Weick mewakili gagasan kunci yang melekat dalam cara pandang yang subjektif. Arti bijaksana atau “nyata” bergantung pada keabsahan secara mufakat (persetujuan dan bukti-bukti penguat) diantara para anggota organisasi. Satuan penting dalam analisis Weick adalah interaksi ganda (double interact) dalam hal ini A berkomunikasi dengan B, B member respon pada A, dan A membuat beberapa penyesuaian atau memberi respon pada B. semakin banyak ketidakpastian yang dihadapi suatu organisasi, semakin besar kebutuhan untuk menggunakan siklus-siklus komunikasi.    
Proses Pengorganisasian
            Ada tiga tahap utama dalam proses pengorganisasian. Weick (1979) menyebutkan tiga tahap ini secara khusus sebagai “pemeranan (menhimpun sesuatu bagian dari sejumlah pengalaman untuk diperhatikan lebih lanjut), seleksi (memasukkan seperangkat penafsiran ke dalam bagian yang dihimpun) dan retensi (penyimpanan segmen-segmen yang sudah diinterprestasikan untuk pemakaian pada msa mendatang)” (hlm. 45).
            Tahap pemeranan (enactement) secara sederhana berarti bahwa para anggota organisasi menciptakan ulang lingkungan mereka dengan menentukan dan merundingkan makna khusus bagi suatu peristiwa. Strategi-strategi yang berhasil menjadi peraturan yang dapat diterapkan pada masa mendatang.
Sifat Organisasi/Manusia
            Weick mengemukakan gagasan sistem rangkaian longgar (loosly coupled system). Kadang-kadang digunakan suatu analogi untuk menggambarkan rangkaian longgra yaitu dengan menggunakan satu set kartu domino. Bila kartu-kartu domino ini diletakkan tegak berturut turut pada interval-interval yang berarturan dan pada sebuah garis lurus, suatu dorongan (sebuah peristiwa) di awal garis ini akan mengakibatkan semua kartu domino runtuh.         
Weick menegaskan bahwa “organisasi berbicara pada diri mereka dengan tujuan menjernihkan lingkungan mereka dan mempelajarinya lebih jauh lagi..... organisasi memeriksa ulang langkah-langkah awal mereka yang semula dibuat sebagai pengantar agar dapat dipahami. Organisasi berbicara dengan tujuan menemukan apa yang mereka katakana, bertindak secara teratur agar mengetahui apa yang sedang mereka kerjakan” (hlm. 282).
Implikasi-Implikasi Bagi Komunikasi Organisasi
            Smircich (1983) menerapkan konsep “lingkungan yang diciptakan” kepada manajemen dengan menjelaskan bahwa “para manejer harus  memperhatikan kegiatan yang mereka lakukan dan yang tidak mereka lakukan, bukan memperhatikan lingkungan untuk menjelaskan situasi mereka. Lingkungan seringkali menjadi kambing hitam-sasran empuk untuk menumpahkan dan melepaskan tanggung jawab” (hlm. 230).
            Teori Weick mengenai pengorganisasian menentang cara berpikir yang diterima apa adanya dan memungkinkan kita untuk melihat pentingnya pandnagan subjektif tentang dunia. Pandangan alternative ini membari kita wawasan tentang perilaku manusia dan komunikasi.
Teori Kultural Organisasi
Budaya dan Perubahannya ke Arah Subjektivisme
            Pandangan subjektif mengenai realitas dan sifat manusia disebut perspektif interpretif (Morgan, 1980). Dari perspektif ini juga, banyak kemungkinan yang dapat dikaitkan dengan metafora.bila suatu organisasi memilki suatu budaya dan ketahanannya bergantung pada kemampuannya untuk berubah, maka pertanyaan mengenai bagaimana mengubah budaya merupakan hal yang kritis.
Konsep Budaya Oragnisasi
            Bagaimana budaya organisasi di definisikan?salah satu caranya adalah dengan menganggap organisasi itu sebgai terbuat dari benda atau artifak-artifak budaya, kisah-kisah, dan ritual. Proses interpretative (subjektif) melihat budaya organisasi sebagai proses-proses pembentukan pemahaman yang membentuk realitas organisasi dan dengan demikian member makna kepada keanggotaannya. Budaya bukan sekedar sesuatu yang dimiliki organisasi, tetapi juga sesuatu yang merupakan organisasi (proses,pemahaman) (Smircich).
Budaya Organisasi Sebagai Pembentukan Pemahaman
          Organisasi adalah perilaku simbolik, dan eksisitensinya bergantung pada makna bersama dan pada penafsiran yang diperoleh melalui interaksi manusia. Sifat-sifat penting budaya seperti pembentukan pemahaman, dipusatkan pada makna bersama, perilaku simbolik, interaksi dan perilaku yang dianggap semestinya.
Isu-Isu Budaya Organisasi
            Dalam hal ini budaya dianggap sebagai variable kuat yang berpengaruh dalam kinerja organisasi. Dalam arti pragmatic, mengerti proses-proses pemahaman dalam sebuah organisasi adalah sekaligus mengerti dasar pengambilan keputusan dan pengelolaan. Analisis budaya berguna dalam arti membantu kita mengerti apa yang sedang terjadi dalam keadaan-keadaan khusus. Selain member pemikiran pragmatic, analisis budaya member dimensi lain bagi pemahaman kita mengenai kehidupan organisasi.
Implikasi-Implikasi Bagi Kehidupan Organisasi
            Cara pesan diinterprestasikan bergantung pada konteks yang dibangun secara simbolik dan dalam konteks inilah pesan tersebut muncul. Mereka yang terlibat dalam kehidupan organisasi pasti harus mengenali dan berurusan dengan budaya organisasi. Dilihat dari pandangan tradisional, suatu organisasi tertentu mungkin tampak tidak rasional dan tidak terorganisasi, tetapi organisasi ini mungkin telah membentuk suatu budaya yang bermanfaat bagi organisasinya.


BAB VI
Komunikasi Organisasi dan Motivasi
Efisiensi-X dan Komunikasi
          Misalnya, kita memperkerjakan Sue untuk bekerja sebagai seorang asisiten staf bagi sebuah tim yang terdiri dari enam pegawai. Ketika  ia mulai bekerja, ia harus segera mulai mengatur arsip, mengetik, menyimpan data, dan menjadwalkan pertemuan. Telepon harus terus menerus bordering, dan anggota anggota tim meminta jadwal dan bantuan untuk menemukan bahan yang diperlukan. Pada akhir hari ketiga Sue tetap dikantor untuk menilai bagaimana ia dapat mengatasi sedemikian banyak tuntutan kerja. Pagi berikutnya Sue tiba dikantor sebelum pukul tujuh dan mengetik beberapa surat sebelum pegawai lainnya mulai mampir dikantornya. Menjelang kantor tutup, ia masih bekerja. Ia tiba lagi dikantor sekitar pukul tujuh ke esokan paginya.
            Sue punya motivasi. Ia bersedia mencurakan energy fisik dan mentalnya untuk melakukan pekerjaannya. Pertanyaan yang telah lama menjadi teka-teki para manajer adalah “mengapa sebagian orang bekerja keras, sementara yang lainnya bekerja sedikit mungkin?”. Sue melakukan hal itu. Ia termotivasi. Motivasi berada pada dirinya. Tidak seorangpun yang memotivasi Sue. Ia memotivasi dirinya sendiri. Melalui proses penepatankerja, organissi membeli waktu pegawai, sementra pekerjaan efisien membutuhkan usaha yang terarah, yang tidak dibeli, setidaknya secara tidak langsung. Namun, ketika sebuah organisasi membeli waktu, tidak ada pertukaran waktu yang pasti antara waktu yang dibeli dan usaha yang dihabiskan untuk menghasilkan sesuatu.
Perhatian Terhadap Faktor-faktor Efisiensi-X
            Permohonan pegawai yang tampak sepele namun penting seperti meja untuk makan siang, dipenuhi oleh manajemen. Salah satu perubahan besar adlah mengganti kebiasaan untuk meminta perancang mengirimkan rencana mereka langsung ke bagian produksi dimana produk dibuat.
Perbedaan Antara Penyelia dan Pegawai Mengenai Apa Yang Memotivasi Pekerja
            Meskipun banyak yang telah ditulis mengenai motivasi, manajer sering mendasarkan keputuan mereka mengenai motivasi pegawai pada informasi yang keliru mengenai apa yang sebenarnya memotivasi pegawai. Sebagian perbedaan antara apa yang dirasakan pegawai memotivasi pegawai dapat ditemukan dalam sikap dan nilai yang berubah. Teori Vroom mengenai motivasi (expectancy theory of motivation) (1964) dapat menjelaskan bahwa apa yang orang hargai dan apa yang ia harapkan dapat mempengaruhi motivasi. Teori menganggap kekurangan kebutuhan sebagai kondisi pendorong yang menimbulkan predisposisi tertentu untuk berperilaku. Semantara suatu teori lain menganggap harapan dalam lingkungan sebagai menimbulkan bentuk-bentuk tertentu tujuan dan tindakan yang mengikutinya.
Teori Definisi motivasi
Teori Hierarki
            Maslow (1943;1954) mengemukakan bahwa kebutuhan kita sendiri dari lima kategori: fisiologis, keselamatan atau keamanan,, rasa memiliki, atau social, penghargaan, dan aktualisasi diri. Meskipun demikian, suatu kebutuhan pada urutan lebih rendah tidak perlu terpenuhi secara lengkap sebelum kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi menjadi aktif, seperti yang ditunjukkan oleh garis-garis yang tumpang tindih dalam bentuk spiral. Ketika pekerja mampu memuaskan semua kebutuhannya yang lebih rendah, apa yang dianggap terpenting atau memuaskan adlaah keinginan untuk melakukan sesuatu yang berharga dan terkabulnya keinginan tersebut.
Teori ERG
            Alderfer (1972) mengemukakan tiga kategori kebutuhan. Tiga kategori kebutuhan tersebut adalah existence (E) tau eksisitensi, relatedness (R) atau ketertarikan, dan Growth (G) atau pertumbuhan. Ranah-ranah ketiga kebutuhan ini mirip dengan ranah-ranah kebutuhan yang dikemukakan Maslow dan sebenarnya, meliputi seluruh rentang kebutuhan seperti yang disarankan Maslow. Umumnya konsep kebutuhan ERG ini merupakan penghalusan dari sistem Maslow, namun berbeda dalam dua aspek. Pertama, meskipun urutan kebutuhan serupa, ide hierarki tidak dimasukkan. Kedua, ia juga menegaskan bahwa meskipun suatu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan tersebut dapat berlangsung terus sebagai pengaruh kuat dalam keputusan.
Teori Kesehatan Motivator
            Herzberg (1966) mencoba menentukan factor-faktor apa yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi. Ia menenmukan dua perangkat kegiatan yang memuaskan kebutuhan manusia: kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan kebutuhan  yang disebut dengan ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan disebut factor pemeliharaan atau kesehatan dan meliputi gaji, pengawasan, keamanan kerja, kondisi kerja, addministrasi, kebijakan organisasi, dan hubungan antar pribadi dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan di tempat kerja.
Teori Harapan dan Motivasi
Teori Harapan
Teori harapan memiliki tiga asumsi:   
1. Setip individu percaya bahwa ia berperilaku dengan cara tertentu ia akan memperoleh hal tertentu.      
2. Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu.
3. Setiap hasil berkaitan dengan suatu presepsi mengenai beberapa sulit mencapai hasil tersebut.
Analisis Nadler dan Lawler (1976) atas teori harapan menyarankan beberapa cara tertentu yang memungkinkan manajer dan organisasi menangani urusan mereka untuk memperoleh motivasi maksimal dari pegawai:     
1. Pastikan jenis hasil atau ganjaran yang mempunyai nilai bagi pegawai.    
2. Definisikan secara cermat, dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur, apa yang di inginkan dari pegawai.         
3. Pastikan bahwa hasil tersebut dapat dicapai oleh pegawai.           
4. Kaitkan hasil yang diinginkan dengan tingkat kinerja yang diinginkan.   
5. Pastikan bahwa ganjaran cukup besar untuk memotivasi perilaku penting.          
6. Orang berkinerja tinggi harus menerima lebih banyak ganjaran yang diinginkan daripada orang yang berkinerja rendah.           
Teori Presepsi Tentang Motivasi
Harapan
            Orang-orang yang mengalami suatu bentuk krisis pertengahan usia mengkaji ulang seberapa jauh kesesuaian antara yang telah dicapai dengan yang ingin dicapai. Hellriegel, Slocum, dan Woodman (1986) menyarankan bahwa kelelahan dainatara pegawai professional berhungan dengan mempunyai harapan yang tidak realistic mengenai pekerjaaan mereka dan kemmapuan mereka untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pemenuhan
            Fromm (1955) menjelaskan, bahwa ketidakpuasan atas pekerjaan akan dipahami secara memadai hanya dengan membedakan antara apa yang orang pikirkan secara sadar mengenai kepuasan, dan apa yang mereka rasakan secara tidak sadar mengenai kepuasan dengan pekerjaan. Kita harus menguba perusahaan menjadi tempat dimana orang-orang untuk memuaskan kebutuhan untuk tumbuh dalam jam-jam tak berdinas (hlm. 60).   
Peluang
            Peluang mungkin merupakan unsure yang paling kuat dari empat unsure yan g mempengaruhi vitalits kerja karena Ia mempunyai konsekuensi yang secara potensial merusak bila tidak hadir. Untuk membuka peluang kita harus menciptkan kondisi yang mendukung untuk melakukan segala sesuatu yang ingin kita lakukan. Tanpa peluang yang dipersepsi, pegawai menjadi putus asa.
Kinerja
            Ketika kita mulai merekayasa kinerja, kita harus memandangnya dalam suatu konteks nilai. Dalam konteks vitalitas kerja dalam organisasi pandangan Gilbert mengenai kerja sangat konsisten dengan apa yang kita anggap penting untuk untuk memberdayakan pekerja. Pekerja yang tidak ingin menjadi vital tidak akan membuat organisasi maju. Tantangan hari ini adalah bagaimana menciptakan kondisi yang member kontribusi terhadap vitalitas pegawawai.